- Drag logo "Y!" dan letakkan di ikon "Rumah."
- Pilih "Ya" dari jendela pop up.
- Selesai.
Jika ini tidak membantu Anda, lihat Petunjuk detail
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengimbau pimpinan perguruan tinggi agama Islam baik UIN, IAIN dan STAIN untuk mewaspadai gerakan radikal dan aliran sempalan yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saat ini masih marak teror dan penipuan berkedok pendidikan mengatasnamakan agama," kata Menteri Agama usai membuka Rapat Pimpinan Kementerian Agama tahun 2011 di Jakarta, Kamis malam.
Menag juga meminta jajaran Kementerian Agama yang bergerak dalam bidang pendidikan untuk membuat langkah nyata serta menutup semua celah yang memungkinkan masuknya paham radikal dan terorisme.
"Pimpinan harus waspada dengan gerak-gerik di kampus masing-masing," pinta Suryadharma Ali.
Namun demikian, ujarnya, kampus harus terbuka terhadap gerakan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan organisasi lain yang diketahui akar pemikirannya.
"Selain itu kembangkan kegiatan ekstra kurikuler seperti kursus jurnalistik, kepemimpinan dan sebagainya," imbuh Menag.
Mengenai Ma`had Al Zaytun yang diduga terkait NII (Negara Islam Indonesia), Menteri Agama Suryadharma Ali melihat tidak ada tanda bahwa pondok pesantren itu mengajarkan Islam garis keras.
"Saya tidak melihat itu, gedungnya mewah, pengelolaan lembaga pendidikan sangat modern, sangat rapi," ujarnya.
Menurut Suryadharma Ali, Al Zaytun terbuka dengan informasi global, sedangkan Islam garis keras tidak seperti itu. Untuk aplikasi seni seperti band menggunakan bahasa Spanyol, Latin, serta Bahasa Indonesia.
"Dari sini saya menilai ada toleransi yang begitu besar, sedangkan garis keras kemungkinan besar tidak," kata dia.
Selain itu ungkapnya, dengan gedung yang megah dan modern, sistem penyelenggaraan yang modern juga, kemudian biaya kehidupan yang dilakukan dengan cara bisnis, usaha yang halal, semua dapat dipahami bahwa tidak ada tanda-tanda lembaga pendidikan Al Zaytun ini terkait dengan NII atau gerakan radikal lainnya.
"Ciri-ciri radikal itu memiliki pandangan yang sempit (fanatisme sempit). Tapi itu tidak terlihat kesempitan pandangan mereka. Ditambah lagi dengan tambahan pelajaran komputer yang menunjukkan bahwa mereka terbuka luas dengan dunia luar melalui komputer."
Berita Untuk Anda
Pilihan
Yahoo! Indonesia di Twitter
Pantau beragam berita, kejadian, dan beragam informasi menarik
Koprol kami
Ikuti juga kami di jejaring Koprol, dan temui anggota komunitas lainnya.
Laman Facebook kami
Kami juga berbagi beragam informasi yang bisa dibahas di Facebook
0 komentar:
Posting Komentar