- Drag logo "Y!" dan letakkan di ikon "Rumah."
- Pilih "Ya" dari jendela pop up.
- Selesai.
Jika ini tidak membantu Anda, lihat Petunjuk detail
Jakarta, (ANTARA) - Perangkat teknologi informasi Sistem Absensi Terpadu (SAT) buatan Indonesia mendapat respon dari Malaysia untuk diaplikasikan di sejumlah sekolah di negeri jiran.
"Sejumlah sekolah di Malaysia berminat mengadopsi SAT yang telah kami kembangkan ini," kata Direktur PT Selectv Antarnusa, Imam Rochadi, di Jakarta, Selasa.
Menurut Imam, SAT merupakan piranti teknologi yang memungkinkan orangtua secara "on-line" dapat mengetahui aktivitas belajar mengajar, tingkat kehadiran putra-putrinya, hingga proses pembayaran tagihan sekolah.
""Sistem ini terintegrasi dengan sistem server sekolah dan server pusat yang dikelola oleh operator SAT di mana data absensi siswa dan database siswa dikompilasi," kata Imam.
Data absensi kemudian dikirim ke masing-masing orang tua siswa atau wali yang membutuhkan, baik secara broadcast maupun secara perorangan dalam format SMS.
SAT dikembangkan dalam dua modul, yaitu SAT-Ab dan SAT-Cash. SAT-Ab adalah mesin absensi yang mencatat dan merekam kehadiran dan kepulangan siswa lalu mengirimkannya ke ponsel orang tua atau wali.
Sementara SAT-Cash adalah SAT-Ab yang diberi keypad dan tambahan aplikasi untuk menjalankan fungsi tambahan sebagai mesin "cash register" pintar yang mampu memproses transaksi-transaksi keuangan siswa di sekolah. Misalnya, pembayaran uang sekolah (SPP), transaksi jajan siswa di kantin sekolah, iuran OSIS dan BP3, dan sebagainya.
Sementara itu, Direktur pengembangan SDM Selectv Antarnusa, Yusuf Febryanto, mengakui, SAT bukanlah sistem absensi pertama yang beredar di pasar.
Ia menjelaskan, sistem SAT merupakan karya tim riset Halba, sekumpulan kelompok mahasiswa di Indonesia yang menekuni bidang riset teknologi.
Ide tersebut kemudian dikembangkan Selectv Antarnusa bekerjasama dengan SMK Pembangunan Jaya Yakapi dan Koperasi Karyawan XL.
Meski demikian Yusuf tidak merinci seberapa besar permintaan dari lembaga pendidikan di Malaysia terhadap SAT tersebut.
"Potensi pasar SAT di tanah air sesungguhnya sudah sangat besar. Tapi kalau memang permintaan dari luar meningkat, ya..kita siap pasok," ujar Yusuf.
Berdasarkan data Kemenko Kesra tahun 2008, jumlah SMP dan SMA, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia sebanyak 36,516. Jika rata-rata jumlah siswa per sekolah adalah 500 siswa, maka jumlah komunitas siswa SMP dan SMA adalah 18.258.000 siswa.
"Jumlah tersebut bisa lebih besar lagi jika penggunaan sistem SAT ini diperluas ke segmen komunitas pesantren, pegawai kantor, dan lain-lain," katanya.
Pilihan
Yahoo! Indonesia di Twitter
Pantau beragam berita, kejadian, dan beragam informasi menarik
Koprol kami
Ikuti juga kami di jejaring Koprol, dan temui anggota komunitas lainnya.
Laman Facebook kami
Kami juga berbagi beragam informasi yang bisa dibahas di Facebook
0 komentar:
Posting Komentar