JAKARTA, KOMPAS.COM - Jumat, 11 Februari silamadalah momentum di mana Nokia akhirnya mengumumkan kerjasamanya dengan Microsoft. Tak pelak banyak pertanyaan yang meluncur di kalangan pemerhati IT dan konsumen. Kamis (17/2) Neil Gordon, Vice President Sales, Nokia, South East Asia Pacific menjelaskan tentang pilihan Nokia ini. Bahwa rencana ini sebenarnya telah lama. "Kami melakukan evaluasi dan akhirnya memilih," ujar pria yang baru menduduki posisi wakil presiden pada awal Januari silam. Nokia telah menganalisa berbagai kemungkinan dan mengajak Microsoft adalah solusi terbaik bagi Nokia untuk menemukan kembali dan membuat perbedaan. "Bersama Microsoft, Nokia akan membangun portfolio produk yang berbeda dan akan membangun sebuah ekosistem mobile," lanjutnya. Selama ini platform Windows Mobile harus diakui menghadapi tantangan yang sangat berat, khususnya dalam hal mendistribusikan produk. Karena itulah Microsoft, menurut Neil membutuhkan partner di bidang telepon seluler. Sementara Nokia memiliki aset yang sangat kuat untuk bekerjasama. "Kami melihat Microsoft membutuhkan aspek seperti distribusi, retail, costumer care, agar sampai ke market. Selama ini mereka tak memiliki," tambah pria 41 tahun ini. Nokia sendiri telah sampai di 190 negara di seluruh dunia. Proyek partnership ini sendiri tak hanya menakup soal menjual ponsel, namun kerjasama keseluruhan. "Kami melihat begitu banyak potensi antara Nokia dan Microsoft, juga dari para partner. Kami percaya bahwa ini adalah pilihan yang tepat dengan partner yang tepat untuk menyajikan platform yang lebih bersaing, tentu saja agar mencapai posisi leader melawan dua ekosistem," lanjutnya. Keterlibatan developer aplikasi bagi Nokia sangat lah penting. Nokia sadar bahwa para developer harus mendapatkan keuntungan. "Kami memberikan pembagian keuntungan, sementara sebagian besar kompetitor kami tidak," katanya. Maka langah yang diambil dalam rangka kerjasama ini adalah menembangkan aplikasi global. peran developer lokal tentu pula sangat penting. "Konsumen membutuhkan akses ke aplikasi lokal dengan bahasa lokal dan elemen lokal, karena itu ekosistem yang dibangun harus melibatkan setiap partner," imbuhnya. Strategi yang dicanangkan memang agak berbeda. Dulu Nokia membagi produknya dalam tiga bagian; S40, Symbian^3, dan Maemo/MeeGo. Setelah melewati kerja bareng Microsoft lantas dibentuk tiga blok, antara lain smartphone, mobilephone, dan disruptive technology. Ponsl-ponsel Symbian maupun Windows Phone kelak masuk di kelompok smartphone. Kelompok mobilephone meliputi ponsel dari S40. Sedangkan kelompok disruptive tehnology mencakup produk MeeGo. Indonesia bagi Neil merupakan pasar yang sangat menarik. Ia bahkan menyebutkan sebagai elite markets. Tak heran bila produk Nokia seperti seri C3, X2, dan E7 Communicator, Indonesia dipilih sebagai negara pertama yang merilis seri tersebut. "Adopsi teknologinya cukup baik," katanya. Tak heran bila banyak negara lain melihat dan belajar dari Indonesia. Sekadar catatan, tahun silam Nokia berhasil mengirimkan 124 juta ponsel hingga kuartal ke empat. Sebanyak 135 lebih seri dirilis ke pasar dan mencakup 190 lebih negara. Nokia sendiri telah mengkoleksi 30 bahasa di seluruh dunia. Sebanyak 120 operator di seluruh dunia telah menjadi mitra. Ponsel Nokia berbasis Windows Phone sendiri baru akan dirilis pada 2012. (ANDRA/FORSEL)
Informasi terupdate seputar Teknologi dan Internet - dukung kontes Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet | TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia
Sabtu, 19 Februari 2011
Sebuah Pilihan Kerjasama Microsoft
Tema Tulisan : Seputar Teknologi dan Internet |
---Page Information
|
URL : https://internet-mandiri.blogspot.com/2011/02/sebuah-pilihan-kerjasama-microsoft.html TITLE : Sebuah Pilihan Kerjasama Microsoft BLOG : https://internet-mandiri.blogspot.com/2011/02/sebuah-pilihan-kerjasama-microsoft.html Rate : |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar