- Drag logo "Y!" dan letakkan di ikon "Rumah."
- Pilih "Ya" dari jendela pop up.
- Selesai.
Jika ini tidak membantu Anda, lihat Petunjuk detail
INILAH.COM, Jakarta- Batu setinggi empat kaki ini layaknya batu biasa. Namun penduduk setempat mengklaim batu itu berharga karena menyelamatkan nyawa penduduk Aneyoshi saat tsunami Jepang.
Tulisan terukir di batu itu berbunyi, âDilarang membangun rumah Anda di bawah titik ini!â
Peringatan itu untuk menunjukkan bahaya bertempat tinggal di kawasan yang berisiko banjir dan tsunami. Penduduk desa yang berpaham tradisional juga mematuhi peringatan itu sehingga hanya 11 rumah dan 34 warga yang menggantungkan diri di titik geografis rawan tersebut.
Aneyoshi yang terletak di pegunungan perfektur Iwate merupakan wilayah rawan bencana alam nasional. Sekitar 300 kaki menurun dari tempat batu itu berada, terdapat garis biru. Garis inilah yang menjadi batas tertinggi air tsunami yaitu 127,6 kaki.
"Sebelumnya, batas air tertinggi men capai 123,3 kaki di tahun 1896. Batuan penanda tsunami memang dipercaya sepenuhnya oleh masyarakat Jepang untuk menghindari penderitaan yang dirasakan nenek moyang mereka," kata Itoko Kitahara, ahli bencana alam di Ritsumeikan University, Kyoto.
Batu Aneyoshi menginformasikan bahwa rumah di dataran tinggi bisa menjamin perdamaian dan kebahagiaan âketurunan Jepangâ. Meskipun begitu,banyak pula warga desa yang mengabaikan peringatan yang tertulis di batu dan membangun rumah di dekat pantai. Ini merupakan kesalahan fatal.
âSeiring waktu, banyak orang melupakan batu tersebut, sampai tsunami lain muncul dan membunuh lebih dari 10.000 orang,â ujar ahli tsunami Fumio Yamashita. [mor]
Â
2 komentar
- 0 pengguna suka komentar ini Harap sign in untuk memberi rating komentar ini. Harap sign in untuk memberi rating komentar ini. 0 pengguna tidak suka komentar iniizzuddin Tarmuji Laporkan Penyalahgunaan
begitulah kebiasaan mengabaikan rambu rambu yang menyangkut keselamatan sekarang semakin tidak diperhatikan dan ditaati. bukan hanya dinegeri kita saja tapi di negeri atas angin ini pun juga. masyarakat perlu di didik lagi untuk memahami arti rambu2, larangan2, makna siaga 1, 2, dst. masukkan dalam kurikulum pendidikan. paham dan taat sejak usia dini begitu seharusnya.
- 0 pengguna suka komentar ini Harap sign in untuk memberi rating komentar ini. Harap sign in untuk memberi rating komentar ini. 0 pengguna tidak suka komentar inibekas jutawan Laporkan Penyalahgunaan
GOTAK GATUK..BISA AJA NGOMONG WONG SUDAH TERJADI..KOK
Berita Untuk Anda
Pilihan
Yahoo! Indonesia di Twitter
Pantau beragam berita, kejadian, dan beragam informasi menarik
Koprol kami
Ikuti juga kami di jejaring Koprol, dan temui anggota komunitas lainnya.
Laman Facebook kami
Kami juga berbagi beragam informasi yang bisa dibahas di Facebook
0 komentar:
Posting Komentar